Bagaimana jika seorang ayah yang selama ini meraka banggakan, ternyata malah menyakiti hati seluruh keluarganya? Keluarga ANDHIKA merupakan keluarga bahagia yang penuh cinta. BAPA ANDHIKA bekerja di kapal pesiar sebagai juru masak, IBU AIDA seorang perawat, dan tiga anak mereka, ARYA yang baru mulai bekerja, ADINDA baru lulus SMA, dan ARIEL masih duduk di bangku SMP. Seluruh anggota keluarga sangat menghormati Andhika sebagai sosok bapak yang baik dan bersahaja. Suatu hari sepulang dari pelayaran Andhika memutuskan untuk berhenti bekerja untuk berbisnis kuliner. Ia sudah menyewa sebuah kedai dan siap untuk membangun warung makan. Aida sedikit cemas karena semuanya begitu mendadak. Andhika percaya rencananya akan berjalan lancar. Ia mengajak istrinya ke kedai, berusaha meyakinkan bahwa warung makannya nanti akan sukses. Sampai tiba-tiba Andhika mendapatkan telepon dan mendadak pergi ke luar kota dengan panik. Ternyata telepon itu adalah tanda pertama berubahnya kehidupan keluarga itu. Andhika pulang ke rumah bersama AISYAH, yang ternyata adalah anak Andhika dari istri keduanya yang baru saja meninggal dunia, KARTIKA. Meninggalnya Kartika membuat Aisyah harus hidup bersama mereka. Pada saat itulah Aida baru mengetahui bahwa selama ini Andhika memiliki istri lain Rasa marah, dikhianati, dan sedih bercampur jadi satu di dalam diri Aida dan anak-anaknya. Sosok bapak yang mereka kagumi dan sering menekankan kejujuran mendadak luntur. Seluruh keluarga pun harus belajar tentang penerimaan, sambil menjalani hidup baru mereka bersama adik Aisyah. Keluarga ini seperti diingatkan bahwa persoalan hidup bisa datang kapan saja dan di mana saja, sehingga kita harus terus berikhtiar, bersimpuh dalam doa dan sajadah panjang